Fakultas Farmasi UAD Pecahkan Rekor MURI
Minggu (03/04) kemarin Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) secara resmi dinobatkan kepada Fakultas Farmasi sebagai Pemrakarsa dan Penyelenggara Kampanye Obat Herbal Jamu Milik Indonesia dengan peserta terbanyak, yaitu 1003 volunteer melebihi dari yang ditargetkan yaitu 1000 orang. Acara tersebut digelar dalam rangka lustrum ketiga Fakultas Farmasi UAD.
Acara tersebut dihadiri oleh karyawan, mahasiswa dan rektor UAD serta dihadiri langsung oleh Bapak Paulus Pangka (Jamu Jago Semarang) yang sekaligus memberikan penghargaan rekor MURI yang ke-4817 di Kampus IV UAD Ring Road Selatan, Tamanan, Baguntapan, Bantul.
Paulus Pangka menyampaikan dalam pidatonya ”Dengan pencapaian Rekor MURI yang diperoleh oleh Farmasi UAD ini diupayakan mampu mengangkat perjamuan Indonesia yang kaya akan tumbuh-tumbuhan. Dengan pencapaian rekor tersebut, UAD sudah menjawab bahwa Indonesia kaya akan obat-obatan herbal yang bisa dimanfaatkan. Semoga berguna bagi UAD dan bangsa Indonesia”, ungkapnya.
”Obat herbal menjadi sebuah alternatif, apalagi jika masyarakat umum dan anak-anak muda ikut minum jamu, masyarakat menyadari hidup sehat tidak perlu sampai ke rumah sakit. Cukup pakai obat herbal”, ucapnya.
Senada dengan Paulus Pangka, Abdul Hafids selaku ketua panitia menambahkan dengan pencapaian Rekor MURI ini diupayakan mampu mengangkat citra nama jamu di Indonesia sekaligus mengharumkan nama Fakultas Farmasi khususnya dan Universitas Ahmad Dahlan pada umumnya. Menurut dia, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap herbal Indonesia, dan kepedulian terhadap hak keistimewaan pada produk milik Indonesia yang selama ini sering dijiplak negara lain.
“Ironis jika kita sendiri tidak berusaha mempertahankan milik kita dan mengkampanyekannya, dan baru kemudian tersadar ketika produk itu diklaim negara lain,” katanya.
Dalam obat herbal tersebut juga diberikan informasi tentang obat kepada warga masyarakat yang datang ke lokasi kegiatan, maupun mendatangi rumah warga di sekitar lokasi itu.
“Selama ini masih banyak warga masyarakat yang belum mengetahui tentang obat herbal, di mana jenis obat ini berasal dari tumbuhan, dan tidak mengandung bahan kimia sintetis,” katanya.
Ia mengatakan selama ini masyarakat hanya tidak mengetahui manfaatnya. “Bisa dikatakan obat herbal adalah obat 1001 penyakit, dan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta banyak melakukan penelitian terhadap tanaman obat,
serta memasarkannya di masyarakat.
Hafids mengatakan melalui Kampanye Obat Herbal Jamu Milik Indonesia ini diharapkan herbal di negeri ini keberadaannya semakin diakui dan dijaga masyarakat, bahkan keistimewaannya diakui masyarakat dunia.
”Selain MURI ini kami mencoba untuk menaikkan eksistensi citra jamu Indonesia dengan menciptakan sebuah produk baru yaitu Passtea. Passtea merupakan minuman menyehatkan yang diambil dari daun Rosela atau biasa dikenal stroberi-stroberian”, ungkap Hafids saat kami temui di sela kesibukannya.