Mahasiswa Farmasi UAD Ajak Ibu-Ibu KWT Kemuning Berinovasi: Sabun Cuci Piring dari Bunga Telang untuk Lingkungan Lebih Sehat
Yogyakarta, 29 Juni 2025 – Dalam rangka mendukung kesehatan masyarakat sekaligus pemberdayaan perempuan, mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kegiatan promosi kesehatan yang dikemas dalam bentuk workshop pembuatan sabun cuci piring dari bunga telang bersama mitra Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemuning, Jetak, Berbah, Sleman. Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan pemanfaatan bunga telang sebagai bahan alami pembersih, tetapi juga memberikan edukasi tentang pentingnya penggunaan produk ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Suasana kegiatan berlangsung meriah dan penuh antusias, terlebih karena KWT Kemuning saat ini sedang mengikuti lomba tingkat kabupaten, menjadikan kegiatan ini sebagai bentuk dukungan nyata dari generasi muda kepada komunitas lokal.
Menariknya, KWT Kemuning telah lebih dulu mengembangkan dua produk inovatif berbahan dasar bunga telang, yaitu wedang uwuh bunga telang dan tape bunga telang. Dengan adanya inovasi sabun cuci piring ini, diharapkan keanekaragaman produk unggulan lokal semakin bertambah dan memperkuat posisi KWT Kemuning di tingkat kabupaten. Kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara dunia pendidikan dan masyarakat, serta menjadi inspirasi bahwa tanaman sekitar, jika dikelola dengan ilmu dan semangat kolaboratif, dapat bernilai ekonomis dan berdampak positif bagi kesehatan serta lingkungan.
Menariknya, KWT Kemuning telah lebih dulu mengembangkan dua produk inovatif berbahan dasar bunga telang, yaitu wedang uwuh bunga telang dan tape bunga telang. Dengan adanya inovasi sabun cuci piring ini, diharapkan keanekaragaman produk unggulan lokal semakin bertambah dan memperkuat posisi KWT Kemuning di tingkat kabupaten. Kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara dunia pendidikan dan masyarakat, serta menjadi inspirasi bahwa tanaman sekitar, jika dikelola dengan ilmu dan semangat kolaboratif, dapat bernilai ekonomis dan berdampak positif bagi kesehatan serta lingkungan.
Dari Tanaman Pekarangan Menjadi Produk Bermanfaat
Dalam sesi inti, peserta diajak untuk mengenal lebih dekat manfaat tanaman bunga telang (Clitoria ternatea) yang selama ini tumbuh subur di lingkungan sekitar. Tak hanya cantik sebagai tanaman hias, bunga telang memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti antioksidan, antibakteri, hingga antiinflamasi yang sangat baik untuk kulit. “Bunga telang itu bukan cuma bisa diminum, tapi juga bisa digunakan untuk sabun yang lebih alami dan tidak merusak kulit,” ujar Alda Rahma Pratiwi sebagai pemateri dari Tim Promosi Kesehatan Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.
Proses pembuatan sabun diperagakan secara langsung, mulai dari pembersihan bahan, pengolahan ekstrak bunga telang, pencampuran dengan jeruk nipis sebagai pewangi alami, hingga penambahan bahan seperti texapon dan garam dapur untuk fungsi pengental dan pembusa. Dalam formula tersebut, para peserta juga diajarkan untuk mencermati takaran bahan yang digunakan supaya sabun yang dibuat memiliki hasil yang optimal.
Tim promosi kesehatan turut memberikan edukasi tentang pengecekan nomor registrasi BPOM secara daring, agar peserta semakin paham bagaimana membedakan produk legal dan aman konsumsi. Pengetahuan ini dinilai sangat penting, mengingat banyaknya produk beredar yang belum tentu lolos uji keamanan, serta pentingnya memahami Beyond Use Date (BUD) dan Period After Opening (PAO) dalam produk rumah tangga.
Lebih dari Sekadar Workshop: Membangun Kesadaran dan Kemandirian
Sesi tanya jawab yang berlangsung usai demonstrasi pembuatan sabun cuci piring menjadi salah satu bagian paling hidup dalam kegiatan ini. Para ibu-ibu dari KWT Kemuning menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap materi yang disampaikan. Menariknya, diskusi berkembang lebih luas tidak hanya seputar tentang formulasi dan pembuatan sabun tapi ke topik Beyond Use Date (BUD) dan Period After Opening (PAO). Beberapa peserta bertanya tentang perbedaan keduanya dan bagaimana mereka bisa mengetahui apakah suatu produk—baik itu obat maupun kosmetik—masih layak pakai setelah dibuka. Ada yang menyampaikan pengalaman menggunakan krim wajah dan make up, dan merasa bingung kapan harus membuangnya jika sudah lama disimpan. Penjelasan dari pemateri mengenai pentingnya memperhatikan label tanggal dan memahami batas waktu pemakaian membuat para peserta merasa lebih percaya diri dalam memilih dan menggunakan produk kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tidak hanya berhasil memberikan pelatihan praktis, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kritis dan keingintahuan peserta terhadap isu kesehatan sehari-hari.
Sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi aktif, panitia membagikan doorprize kepada peserta yang paling interaktif dan berani bertanya. Suasana menjadi makin meriah, penuh tawa dan semangat kekeluargaan. Acara kemudian ditutup dengan sesi dokumentasi bersama, mengabadikan momen kebersamaan antara mahasiswa dan anggota KWT yang telah berjalan harmonis sejak awal kegiatan.
Yang tak kalah penting, pihak KWT menyatakan minatnya untuk mengembangkan sabun cuci piring bunga telang ini sebagai produk inovatif tambahan, apalagi mengingat mereka tengah mengikuti lomba tingkat kabupaten. Harapannya, pelatihan ini menjadi langkah awal untuk memperluas portofolio produk unggulan KWT Kemuning sekaligus menjadi inspirasi untuk kegiatan berkelanjutan berbasis bahan lokal, ramah lingkungan, dan bernilai ekonomi.
Menuju Ekosistem Inovasi Lokal yang Berkelanjutan
Dengan sudah adanya dua produk berbasis bunga telang sebelumnya—yakni wedang uwuh bunga telang dan tape bunga telang—inovasi sabun cuci piring ini menjadi pelengkap yang memperkuat posisi KWT Kemuning sebagai kelompok kreatif yang melek lingkungan dan kesehatan.
Tim Promosi Kesehatan Mahasiswa Farmasi UAD berharap kegiatan ini tidak berhenti sebagai acara seremonial, tetapi menjadi titik awal tumbuhnya ekosistem inovasi lokal yang terus berkelanjutan. Kolaborasi semacam ini adalah bukti nyata bahwa edukasi kesehatan dapat dikemas dengan menarik, aplikatif, dan memberi manfaat ganda: bagi kesehatan masyarakat sekaligus pemberdayaan ekonomi perempuan.