Akademisi Peduli Kesehatan Pembatik
Pengabdian Masyarakat : Akademisi Peduli Kesehatan Pembatik
Yogyakarta – Batik merupakan salah satu budaya di Indonesia yang harus terus dilestarikan. Produsen-produsen batik perlu didorong dan dikuatkan agar semakin mendunia dan memiliki daya saing yang kuat. Banyak program yang dilakukan oleh pemerintah untuk terus memajukan industri batik di Indonesia, namun salah satunya dalam bidang kesehatan masih perlu banyak pembenahan. Tim dari Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (FF-UAD) telah melakukan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) dengan tema Peduli Kesehatan Pembatik dan Edukasi tentang Bahaya Bahan Kimia dan Pewarna Batik pada Pembatik di daerah Patuk (Jumat, 26/04/2019) dan daerah Playen (Senin, 22/07/2019). Kegiatan PPM oleh FF-UAD tersebut mendapat antusias dari para pembatik Patuk (Amarta Batik) dan Playen (Manggar Batik).
Pemberian Alat Pelindung Diri (APD) dari Kegiatan PPM UAD di Batik Manggar, Playen, Gunungkidul Yogyakarta
Program PPM yang dilaksanakan diantaranya terdiri dari penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh Tim Dokter Rumah Sakit UAD sebagai partner dalam kegiatan PPM ini. Salah satu tim dokter, dr. Nuha, menyatakan bahwa keluhan kesehatan pembatik Manggar Playen berkaitan dengan nyeri pinggang, nyeri lutut, sesak nafas, gatal pada kulit tangan dan rusaknya jaringan kuku di kaki. Sedangkan hasil cek kesehatan dari dr.Dwiena, beberapa diagnosa yang muncul dari para pembatik di Amarta Patuk adalah dermatitis, ISPA, dan juga pterigium.
Kegiatan pemeriksaan kesehatan untuk para pembatik di area Batik Manggar Gading, Playen
Selain pemeriksaan kesehatan,pada program PPM ini juga dilakukan penyuluhan edukasi kesehatan dan gambaran bahaya bahan kimia dan pewarna batik bagi kesehatan. Dekan Fakultas Farmasi UAD, Prof. Dr. Dyah Aryani Perwitasari, M. Sc., Ph.D. Apt., sebagai bagian dari tim PM FF-UAD ini menjelaskan bahwa kegiatan PPM ini didanai oleh LPPM UAD melalui program PPM reguler. Prof Dyah menyampaikan materi mengenai kualitas hidup pembatik yang dibantu oleh Imaniar Noor Faridah, M.Sc., Apt. Beliau berdua merupakan dosen Fakultas Farmasi UAD yang fokus dalam bidang farmasi klinis. Materi berkaitan tentang bahaya bahan kimia dan pewarna batik bagi kesehatan disampaikan oleh Mustofa Ahda, M.Sc, dibantu oleh Iin Narwanti, M.Sc., dimana pemaparan tentang bahaya bahan kimia dan pewarna batik mendapat respon positif dikarenakan berkaitan dengan kesehatan para pembatik.
Program PPM diakhiri dengan pemberian display keselamatan kerja dan alat pelindung diri (APD) sebagai solusi jangka pendek dalam meminimalisir terjadinya penurunan kesehatan dengan memberikan yang dapat digunakan dalam proses membatik. Ketua pembatik Manggar, Ibu Lidya, sangat senang karena telah diadakannya program pengabdian ini dan mereka berharap akan ada program berkelanjutan terutama pada program lainnya seperti program pemasaran yang efektif, program inovasi komposisi pewarna batik dan juga program penanganan limbah batik (dyah).