Etika Berpakaian Cerminan dari Pribadi Farmasis yang Berintegritas
Menjadi farmasis bukan sekadar meracik obat atau memberi layanan kesehatan—tapi tentang menjaga amanah, menghidupkan ilmu, dan menghadirkan kebermanfaatan. Di balik setiap etiket obat yang tertempel, ada niat tulus untuk menyehatkan. Di balik setiap konsultasi, terpatri nilai kepedulian dan etika profesi.
Bagi seorang farmasis yang berintegritas dan menjunjung nilai kislaman, nilai-nilai kefarmasian akan semakin berpadu indah dengan keharmonisan keterpaduan tuntunan syariat. Dengan berbusana santun dan menutup aurat bukan hanya cermin keimanan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap profesi yang luhur. Maka lahirnya seorang farmasis berintegritas dan prfesional tidak hanya dengan ilmu yang ada di kepala, tapi juga adab dalam penampilan yang menyatu antara profesionalisme dan spiritualitas.
Karena yang sebenarnya terjadi ialah kesehatan yang tidak hanya ditopang oleh sains, tapi juga oleh hati yang bersih dan niat yang suci.
Berpakaian muslim dan muslimah bukanlah penghalang untuk tampil percaya diri akan tetapi, justru itulah yang membuat langkah seorang farmasis lebih bermakna. Mari kita budayakan pakaian yang tak hanya menyejukkan pandangan, tetapi juga menentramkan hati. Sebab dari pakaian yang syar’i, lahir pribadi yang terjaga. Dan dari pribadi yang terjaga, lahir pelayanan kefarmasian yang penuh berkah.