Farmasi UAD gelar FGD Internship Farmasi Industri
Yogyakarta, 13 Agustus 2022, Prodi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan yang berhasil meraih hibah pendanaan Program Peningkatan Kapasitas Kampus Merdeka (PKKM) dari Kemendikbud Republik Indonesia, menggelar kegiatan FGD Internship Farmasi Industri. Dr.apt.Iis Wahyuningsih, M.Si, Dekan Fakultas Farmasi UAD mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjalin kemitraan dan kolaborasi antara institusi perguruan tinggi khsusunya Prodi S1 dengan industri Farmasi. Ia menyampaikan bahwa untuk mendukung kegiatan MBKM di jenjang S1 Farmasi, dibutuhkan magang baik di ranah industri farmasi maupun pelayanan kesehatan seperti di Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas, Dinkes maupun PBF.
Seperti halnya kegiatan MBKM yang saat ini telah diprogramkan oleh Kemendikbud RI, diharapkan kegiatan magang kefarmasian ini mampu memberikan pengalaman dunia kerja bagi mahasiswa farmasi dan dapat direkognisi ke dalam 20 SKS, tambah Dr.apt.Dwi Utami, M.Si, selaku Kaprodi S1 Farmasi UAD. Hal ini juga diharapkan mampu memberikan gambaran terkait perkembangan kurikulum tahun 2023 khususnya bagi prodi S1 Farmasi UAD, mengingat saat ini telah dilakukan penyelarasan kurikulum APTFI (Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia) yang mengarah pada practice based (berbasis praktek) dan outcome based atau berbasis luaran.
Kegiatan FGD digelar dengan mengundang Drs. Apt. Bambang Priyambodo, M.Si, Plan Director Odixa Pharma Laboratories. Drs.apt. Bambang menyampaikan pentingnya peran farmasis dan tantangannya dalam Industri Farmasi di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa industri farmasi memiliki peran dalam menghasilkan obat, namun demikian cukup memiliki resiko tinggi karena berhubungan dengan nyawa manusia. Hal ini terkait dengan formulasi suatu obat yang mana selanjutnya akan didistribusikan pelayanan kesehatan pada pengguna atau pasien. Karenanya beberapa titik kritis menjadi hal penting yang harus dikuasai seorang farmasi untuk menjamin keamanan produk obat.
Dibutuhkan inovasi dalam mendesain suau obat. Drs. Apt. Bambang Priyambodo menuturkan bahwa hal ini menjadi salah satu tantangan dalam dunia farmasi untuk mendesain inovasi produk obat baru yang berbasis penelitian. Fenomena pandemi COVID-19 menjadi salah satu pijakan untuk negara Indonesia khususnya Industri Farmasi dalam hal kemandirian bahan baku obat. Saat ini pemerintah bersinergi dengan Industri Farmasi dan cukup gencar menyampaikan optimalisasi bahan baku yang berasal dari Indonesia. Dengan ini diharapkan mampu menguatkan kemandirian negara.
Dalam kegiatan FGD yang dihadiri para Dosen Farmasi UAD khususnya Rumpun sain Teknologi Farmasi, Bambang Priyambodo menyebutkan bahwa rangkaian proses dalam industri Farmasi menjadi hal penting, khususnya bagi tenaga farmasi (Apoteker). Dimulai dari proses formulasi dan pengembangan produk, analisis stabilitas obat, uji bioekivalensi, serta uji disolusi terbanding. Sudah saatnya Farmasis (Apoteker) mampu menganalisis selain mereka mampu memproduksi sediaan obat. Oleh karena nya perlu penguatan di jenjang perkuliahan sehingga menopang skill dan pengetahuan nya saat di dunia kerja. Farmasis (Apoteker) diharapkan juga memahami proses registrasi dan evaluasi suatu produk obat.
Saat ini industri farmasi telah menerima kegiatan magang baik kegiatan magang yang merupakan kegiatan MBKM di jenjang S1 Farmasi dan Program Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di jenjang pendidikan profesi apoteker (PPA). Keduanya disesuaikan dengan capaian jam praktek atau SKS di masing-masing level prodi baik S1 maupun PPA serta disesuaikan dengan capaian pembelajaran (learning outcome) di bidang Industri Farmasi.
Drs. Apt. Bambang Priyambodo, M.Si mengatakan dibutuhkan bekal critical thinking, kemampuan komunikasi baik dalam berdiskusi maupun bertanya dengan para perseptor industri, menejemen teamwork, serta skill keluwesan dalam bergaul atau kemampuan kolaboratif serta adaptif pada mahasiswa yang akan melakukan magang industri farmasi. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui banyak hal, dan terlatihnya softskill praktek kefarmasian khususnya di bidang farmasi industri. Ia menyampaikan bahwa sinergi antara dosen sebagai pembimbing dalam memberikan arahan serta semangat kepada mahasiswanya sangat diperlukan dalam kegiatan magang farmasi. (NA_GZ)