FGD Internship bersama Praktisi Rumah Sakit- Apotek-Instansi Pemerintah Untuk Mencapai Lulusan Siap Kerja
Yogyakarta- Pada Kamis (18/08/2022) telah dilaksanakan Forum Group Discussion (FGD) antara Dosen Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan minat Praktisi Farmasi dari Rumah Sakit, Apotek dan Instansi Pemerintah. Kegiatan ini diikuti oleh dosen-dosen dengan minat keilmuan Farmasi Klinis dan Komunitas. Pada FGD ini hadir sebagai narasumber yaitu, apt. Yuni Listianingsih, S. Farm yang merupakan praktisi apoteker Puskesmas Jetis Yogyakarta, apt. Teti Herlina, M.Pharm yang merupakan praktisi apoteker Apotek UAD, dan apt. Irma Risdiana, S.Si.MPH yang merupakan praktisi Apoteker Rumah Sakit di PKU Muhammadiyah Gamping. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Program Kompetisi Kampus Merdeka 2022 yang berhasil diraih oleh Program Studi S1 Farmasi UAD
Materi pertama disampaikan oleh Ibu Yuni Listianingsih yang menyampaikan mengenai Early Pharmacy Exposure bagi mahasiswa S1 Farmasi terhadap praktek kerja kefarmasian di Puskesmas. Pada paparannya, beliau menyampaikan perbedaan mengenai level capaian kompetensi bagi lulusan D3, S1 dan Profesi Apoteker. Walaupun memiliki level pendidikan diatas program vokasi (D3), namun dalam prakteknya di lapangan kewenangan lulusan S1 Farmasi sama tingkatannya dengan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). Untuk itu seorang lulusan S1 Farmasi pun juga harus memiliki ketrampilan kefarmasian yang mumpuni seperti TTK. Cakupan kompetensi yang dapat diberikan sebagai materi program magang S1 meliputi Pengelolaan sediaan farmasi di Puskesmas, mulai dari perencanaan, pengadaan, hingga permintaan. Dapat dipertimbangkan pula untuk melaksanakan magang di Gudang farmasi Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.
Pada materi praktek kefarmasian di apotek, Ibu Teti Herlina banyak menyampaikan mengenai pengalaman magang S1 sudah sudah beberapa kali terlaksanan di apotek UAD. Hanya saja program magang yang sudah pernah terlaksana ini merupakan program mandiri dan belum ada portofolio dan standar yang jelas. Mahasiswa yang melaksanakan magang berinisiatif dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan kefarmasiannya sebelum melanjutkan ke pendidikan profesi apoteker. Luaran nyata dari hasil magang yang sudah dilaksanakan ini adalah lulusan yang siap kerja karena sudah memiliki pengalaman dan ketrampilan lebih selama magang.
Ibu Irma Risdiana dari PKU Muhammadiyah Gamping menyampaikan dalam paparannya, bahwa dengan adanya Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini membuat tingkat ketergantungan Perguruan Tinggi terhadap Dunia Kerja semakin tinggi. Program magang yang menjadi salah satu dari program MBKM ini diharapkan dapat meningkatkan skill mahasiswa S1 sehingga lulusan perguruan tinggi saat ini menjadi lulusan yang siap kerja. Permasalahan yang ada di Indonesia saat ini adalah keterserapan tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi yang hanya mencapai angka 10,18%. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan lulusan-lulusannya untuk menjadi lulusan yang siap kerja. Tahapan-tahapan dalam proses magang ini antara lain Penetapan waktu, durasi dan tema magang; Bimbingan Pra magang dengan praktisi; Proses Magang di tempat kerja, dan Laporan serta diskusi hasil magang. Salah satu yang menjadi pembeda magang di S1 dan PKPA di PSPPA adalah pada magang S1, mahasiswa cenderung mempelajari tema yang lebih sempit namun mendalam. Atau bisa dikatakan magang untuk S1 ini menggunakan sistem Project based learning (PBL) Sedangkan pada PKPA, mahasiswa diharapkan mampu menguasai dan memahami semua tugas seorang apoteker di tampat praktek tersebut.
Output dan capaian yang diharapkan dari kegiatan ini adalah diperoleh model dan modul magang bagi S1 Farmasi UAD. Dengan adanya program magang ini diharapkan lulusan S1 farmasi UAD selain lebih siap untuk masuk ke jenjang profesi apoteker juga menjadi lulusan yang sudah siap kerja dengan ketrampilan yang diperoleh selama magang di tempat praktek kefarmasian. (DV)