Kunjungan Farmasi ke Otago
Kunjungan Fakultas Farmasi UAD ke Otago, New Zealand
Otago-Senin (02/07/2018) Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan melakukan kunjungan kerja ke School of Medicine, Otago University. Pada kunjungan tersebut, Fakultas Farmasi UAD diwakili oleh Dr. drh. Sapto Yuliani, M.P dan Dr. Nurkhasanah, M.Si., Apt. Kedatangan kedua dosen ini disambut oleh perwakilan dari School of Medicine, Otago University, antara lain Margreet Visser (Associate Dean), Vicky Cameron, Simran Maggo, Martin Kennedy, Kenny Chitcholtan, Gabi Dach. Pertemuan tersebut diawali dengan perkenalan dan pemaparan profil singkat dari kedua institusi yaitu UAD dan Otago University. Pada kesempatan tersebut juga dibahas mengenai kemungkinan kerjasama yang akan dilaksanakan antara dua Intitusi. Salah satu bentuk kerjasama yang menjadi pokok pembicaraan pada pertemuan tersebut adalah kolaborasi di bidang penelitian. Perwakilan Otago University menyampaikan, pihaknya membuka kesempatan jika akan dilakukan kolaborasi khususnya di bidang penelitian. Salah satu program yang dapat ditawarkan adalah Program Post-doc bagi dosen-dosen di Fakultas Farmasi UAD untuk melakukan penelitian di Otago dengan sistem sharing dana.
Kunjungan kerja yang dilaksanakan Dr Sapto dan Dr Nurkhasanah di Otago dilanjutkan pada Selasa (03/07/2018) dengan agenda Seminar Ph.D series. Dalam kesempatan tersebut, Dr. Sapto menyampaikan topik mengenai “Neuroprotective effect of Turmeric (Curcuma longa L) on Dementia Model Rat”, sedangkan Dr. Nurkhasanah mempresentasikan metri dengan judul “Chemopreventive Effect of Eurycoma longifolia Jack”.
Rangkaian perjalanan di Otago dilanjutkan dengan kunjungan ke School of Pharmacy, Dunedin. Dalam kunjungan tersebut, Dr. Sapto dan Dr. Nurkhasanah bertemu dengan staff dari School of Pharmacy, Dunedin, antara lain Joey Tyndall (Associate Dean), Natalie Medlicott dan Dr. Arlene McDowell. Pertemuan tersebut dibahas mengenai kemungkinan kolaborasi penelitian dan studi lanjut bagi dosen di Fakultas Farmasi UAD. Dr Nurkhasanah dan dr Sapto juga mendapat kesempatan melihat laboratorium di Dunedin. (DV)