Mahasiswa Baru Farmasi Belajar dari Alumni
Mahasiswa Baru Farmasi Belajar dari Alumni
Mahasiswa Baru (MABA) Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang berjumlah sekitar 259, tidak semuanya berasal dari Sekolah Menengah Farmasi (SMF). Sehingga tidak semuanya telah mengenal dunia Farmasi. Salah satunya Oppy Utriyani. Mahasiswa lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) asal Bengkulu ini, saat ditemui di tengah acara P2K mengaku bahwa sebelumnya belum begitu mengenal materi kefarmasian. Tetapi setelah mengikuti materi yang disampaikan oleh Budiyono S.Far, Apt., alumni Fakultas Farmasi UAD yang sekarang bekerja di RSU PKU Muhamadiyah Bantul. Dia mulai mendapat gambaran mengenai ilmu kefarmasian yang harus dipelajarinya nanti.
Pada Program Pengenalan Kampus (P2K) kali ini, Budiyono S.Far, Apt. memperkenalkan dunia farmasi kepada seluruh MABA di ruang 203 Kampus III UAD pada hari Rabu (05/09/2012). Materi diawali dengan memunculkan pemikiran masyarakat awam seputar pengobatan. Dimana dengan memunculkan pemikiran tersebut, dapat mengajak mereka untuk berpikir lebih mendalam. Seperti pada pengobatan sakit gigi apa yang tepat, beberapa diantara mereka mulai menyebutkan nama obat anti-nyeri seperti asam mefenamat dan ibuprofen. Namun ternyata itu hanya pertanyaan pembuka karena selain itu yang harus dipikirkan sebelum menjawab adalah mengetahui terlebih dahulu siapa pasien kita, sehingga kita perlu menyesuaikan umur dengan pemilihan obat sampai pada perhitungan dosis.
Selain itu beliau juga membahas mengenai pemahaman masyarakat awam yang menyatakan bahwa obat tidak boleh diminum bersamaan dengan susu. Padahal tidak semua obat demikian. Hanya obat yang dapat berinteraksi dengan susu sajalah yang tidak boleh diminum bersamaan dengan susu. Kemudian sempat dibahas pula mengenai anggapan bahwa obat herbal lebih aman daripada obat sintetik. Hal ini juga tidak mutlak. Pada dasarnya obat adalah racun, dan hanya dosislah yang membedakannya. Makna itulah yang juga terdapat pada lambang farmasi, yaitu terdapat ular yang melambangkan racun kemudian melilit pada gelas yang memiliki makna takaran.
Sebagai alumni Fakultas Farmasi yang juga telah memiliki pengalaman kerja sebagai seorang apoteker, Budiyono S.Far, Apt. mengajak MABA untuk dapat memahami profesi farmasi yang merupakan ahli obat, memiliki info lengkap dan up to date tentang obat, pakar pembuat obat, dan harapannya juga sebagai penemu obat baru.
Beliau juga berpesan agar mahasiswa farmasi dapat berperilaku jujur, memiliki dasar teori yang kuat, berwawasan, belajar sepanjang hayat, kritis dan kreatif, selalu up to date, serta menjadi mahasiswa yang sukses studi dan organisasi. (ARA)