Mahasiswa Farmasi UAD Gelar Promosi Kesehatan di SMA Muhammadiyah 1 Sleman melalui Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer Ecoenzym
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar kegiatan edukasi dan pelatihan pembuatan hand sanitizer berbahan dasar ecoenzym di SMA Muhammadiyah 1 Sleman. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat (PKM) berupa Promosi Kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi kesehatan, kesadaran lingkungan, serta keterampilan praktis siswa dalam menciptakan produk kesehatan yang ramah lingkungan dan ekonomis. Ecoenzym merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah dan sisa sayur selama 3 bulan, yang terbukti memiliki sifat antimikroba dan aman digunakan untuk kulit. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh masih terbatasnya pemanfaatan ecoenzym di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, tim mahasiswa berinisiatif memberikan pelatihan praktis untuk mengolahnya menjadi hand sanitizer, mengingat kebutuhan sanitasi tangan masih sangat penting pascapandemi.
Kegiatan dimulai dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal siswa, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai kebersihan tangan, bahaya bahan kimia sintetis, dan manfaat ecoenzym. Setelah sesi teori, siswa langsung praktik membuat hand sanitizer menggunakan formula ecoenzym 25%, gliserin 1%, beberapa tetes parfum, dan aquadest. Proses ini dilakukan secara berkelompok untuk mendorong kerja sama dan pengalaman langsung di lapangan.
“Kami ingin siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga bisa mempraktikkannya. Harapannya, mereka bisa terus mengembangkan produk-produk berbasis ecoenzym lainnya,” ujar Cristian Cindy salah satu anggota tim pelaksana. Selain menambah wawasan tentang kesehatan, kegiatan ini juga mendorong gaya hidup zero waste, serta memperkenalkan potensi kewirausahaan dari bahan alami dan murah. Hasil post-test menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa mengenai sanitasi tangan dan ecoenzym. Produk yang dihasilkan pun dinilai cukup baik dan aman digunakan. Selain itu, para guru menyambut positif kegiatan ini dan berharap dapat dilanjutkan dengan pelatihan produk turunan lain, seperti sabun cair, pembersih lantai, hingga pupuk organik cair.
Program ini diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan satu kali, tetapi menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk mengintegrasikan edukasi kesehatan dan pengelolaan sampah dalam kurikulum maupun kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian, siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peduli terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar.