Orasi Ilmiah Profesor Irwandi Jaswir
Jakarta – Pada Kamis (22/08/2019) Prof. Dr. Irwandi Jaswir menerima penghargaan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XIX dengan Orasi Ilmiah berjudul “Menjadi Periset Berkelas Dunia di Era Industri 4.0”. Pemberian Penghargaan tersebut bersamaan dengan acara Penganugrahan LIPI Sarwono Award XVIII yang bertempat di Auditorium Utama LIPI Jakarta. LIPI Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) dan LIPI Sarwono Penghargaan merupakan kegiatan keilmuan yang rutin diselenggarakan setiap hasil oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam rangka perjalanan Hari Ulang Tahun (HUT) LIPI.Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, antara lain Pemberi Kuliah dan penerima penghargaan Sarwono tahun-tahun sebelumnya, Keluarga besar Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo, Pejabat Pemerintahan seperti Pimpinan dan anggota DPR, MPR dan MPR RI, para menteri, kepala LPNK, Pejabat eselon I, II, III, Perwakilan Perguruan Tinggi, Perwakilan Duta Besar, Negara Sahabat, dan pihak-pihak di bidang akademik dan penelitian lain.
SML adalah kuliah ilmiah dari para pakar, pakar atau yang mendukung telah memberikan sumbangsih nyata dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kesejahteraan. Kriteria pemilihan tokoh pemberi SML dan penerima LIPI Penghargaan Sarwono (LIPI) antara lain Memiliki integritas yang tinggi dan tidak pernah tercela dari segi akademis dan sosial kemasyarakatan, setia untuk NKRI, menyediakan yang terkait dengan perkembangan ilmu, memerikan bantuan sesuai dengan harapan penelitian ilmu pengetahuan, Memberikan motivasi yang tinggi untuk masyarakat ilmiah dan umum untuk bidang pengetahuan, terus bekerja dengan dedikasi yang tinggi melakukan kegiatan penelitian juga memfasilitasi kegiatan penelitian,
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Irwandi menyampaikantantangan melawan Revolusi perindustrian keempat (industri 4.0) yang akan melibatkan banyak teknologi automasi di berbagai sektor. Keadaan ini akan menyebabkan perubahan yang signifikan di peta ketenagakerjaan. Produktivitas saintek per kapita di Indonesia juga masih rendah. Penelitian menjadi kata kunci untuk meningkatkan produktivitas ilmiah di Indonesia. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang luar biasa. Ribuan diaspora Indonesia yang dibuat dan berprestasi di luar negeri diperlukan ditandemkan dengan SDM yang ada di tanah udara. Berbagai aturan dan birokrasi yang terlalu kaku perlu ditinjau kembali dan dipermudah.Kolaborasi dengan jejaring internasional perlu dibuat kebijakan yang mendapat prioritas.
Prof Irwandi juga memaparkan beberapa penelitian yang dilakukan antara lain tentang “Oksidasi Bahan Pangan dan Eksplorasi Rumput Laut” serta “Sains Halal”. Dia berharap penelitian-penelitian yang dilakukan ini dapat menjadi inspirasi baru bagi periset muda tanah air. Keunikan dalam tema penelitian dan konsistensi dalam pengerjaannya membuat globalisasi dari penelitian ini. Sebagai penutup orasinya, dia juga menyampaikan bahwa dalam era industri 4.0, dukungan kompetensi mewakili hal yang dilakukan. Indonesia akan mendapat banyak manfaat penelitian dan pengembangan menjadi agenda utama Negara menuju masyarakat yang maju. Pengembangan Sains Halal menjadi kata kunci negara untuk meraih peluang ekonomi yang besar, mencapai 3,1 triliun dolar AS.Sertifikat halal memang penting, tetapi yang lebih utama adalah membangun industri halal untuk membuat Indonesia menjadi pemain utama industri halal dunia. (DV)
Tautan berita terkait:
https://www.republika.co.id/berita/pwoza2216/mengenal-halal-sains