PKM-RE UAD Inovasikan Nanogel dari Tanaman Liar Daun Getih-Getihan (Rivina humilis L.) Sebagai Terapi Vulnus laceratum
Yogyakarta, 29 Juni 2024. Tim kolaborasi antara mahasiswa Mahasiswa Prodi Farmasi Fakultas Farmasi dengan Prodi Biologi Fakultas Sains dan teknologi Terapan diketuai oleh Kholifatu Yuliani selaku ketua (Mahasiswa S1 Biologi) dan beranggotakan Nur Malika Ilma (Mahasiswa S1 Biologi), Nadhira Tufahati (Mahasiswa S1 Biologi), serta Azizah Zahratus Salimah (Mahasiswa S1 Farmasi) mengikuti kegiatan Kegiatan PKM-RE atau Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksata. Kegiatan PKM-RE merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Di bawah bimbingan Ibu Oktira Roka Aji, M.Si. tim PKM RE mengikuti program ini dengan mengusung tema kesehatan dengan judul “Pengaruh Formulasi Nanogel Ekstrak Daun Getih-Getihan (Rivina humilis L.) Fraksi Flavonoid Sebagai Terapi Vulnus laceratum Analisis In Vitro dan In Vivo.” Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Agustus 2024, bertempatkan di Laboratorium Biologi Terpadu dan Laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi Universitas Ahmad Dahlan .
Kegiatan PKM RE ini dilakukan guna meningkatkan iklim akademik yang kreatif, inovatif, visioner, solutif dan mandiri, selain itu guna memanfaatkan tanaman liar yang belum banyak dikembangkan denagn potensi yang besar terutama di Indonesia. Tim kami menginovasikan sediaan nanogel dari ekstrak daun getih-getihan (Rivina humilis L.) sebagai penyembuhan luka robek. Tim kami memiliki ide untuk memanfaatkan tanaman liar yang diinovasikan ke dalam sediaan nanogel sebagai strategi penghantaran obat yang lebih efektif. Harapan kami, inovasi nanogel ini dapat berpotensi menjadi kimia farma yang bermanfaat bagi kesehatan, utamanya dalam penyembuhan luka.
Kegiatan berjalan kurang lebih selama empat bulan untuk waktu efektifnya. Kegiatan diawali dengan melakukan sampling atau pengambilan tanaman getih-getihan yang dilanjutkan dengan pembuatan ekstrak. Setelah mendapatkan ekstrak yang diinginkan, dilakukan pengujian yang meliputi skrining fitokimia, LCHRMS, uji antibakteri. Ekstrak tersebut dibuat ke dalam bentuk sediaan nanogel yang selanjutnya dilakukan evaluasi sifat fisiknya. Setelah didapat sediaan nanogel, tim melakukan pengujian terhadap hewan coba (tikus) yang diberi perlakuan luka untuk melihat aktifitas terapi dari nanogel tersebut.