POSITIF #14 “Tips dan Trik Persiapan Menuju PSPPA”
Tim Podcast Farmasi Inspiratif (POSITIF) Kembali mengadakan acara podcast yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 27 November 2022, yang merupakan episode ke 14, bertempat di ruang podcast Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dengan narasumber yang dihadirkan adalah salah satu dosen di Fakultas Farmasi UAD yang juga merupakan lulusan PSPPA Farmasi UAD yakni apt. Lina Widyastuti, M.Sc, tak hanya itu, tim POSITIF juga mengundang alumni mahasiswa profesi yakni apt. M. Fitri Maulana, S.Farm, dan narasumber terakhir adalah Mahasiswa aktif PSPPA tahun 2022 yakni saudara Intan Istiqomah, S.Farm. Acara ini dipandu oleh 2 mahasiswa S1 Farmasi yakni Zhafira Nur Aulia dan Alvina Mariska.
Pada POSITIF episode kali ini fokus pembahasannya adalah mengenai lingkup Pendidikan Profesi Apoteker di PSPPA Farmasi UAD, mengenai bagaimana cara untuk memasuki Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) UAD, kemudian tantangan di dalam pendidikan profesi, penerapan kompetensi dengan dunia kerja lingkup kesehatan dan berbagai hal lain yang masih ada sangkut pautnya dengan Farmasi maupun lingkup dunia Kesehatan. Disini apt. Lina Widyastuti, M.Sc sebagai salah satu narasumber lebih banyak membawa arah pembicaraan kepada topik mengenai persiapan apa saja yang perlu di bangun dan dibentuk oleh mahasiswa S1 Farmasi sebelum menempuh Pendidikan Profesi, beliau mengatakan bahwa pada program studi profesi tahun ini hampir sebagian besarnya adalah praktek, atau lebih banyak penerapan dari teori yang sudah dipelajari di jenjang sebelumnya, “tentunya jikalau ingin menjadi apoteker yang berkompeten maka perlunya ada persiapan dari kalian sebagai mahasiswa S1 Farmasi, karena pemmbentukan komptensi kalian sebelum profesi harusnya sudah dimulai dari kalian sudah menempuh Pendidikan di jenjang S1”, ujar beliau, “ Dan juga tentunya sebagai calon apoteker yang berkompeten akan ada banyak tuntutan sehingga perlunya ada kesadaran dari kalian, karena tanpa adanya kesadaran dan kepekaan terhadap perkembangan yang ada, kalian akan jauh tertinggal di belakang”, tambah beliau. Maka dari hal ini yang menjadi penekanan adalah bagaimana sebagai seorang Farmasis perlu adanya kesadaran dan kepekaan serta keseriusan dalam menempuh jenjang Pendidikan, tidak hanya ketika di jenjang profesi saja, namun selama kita menjadi seorang farmasis, tuntutan akan tanggung jawab kita akan dunia kesehatan akan terus menjadi tugas utama kita.
Selain itu narasumber berikutnya, apt. M. Fitri Maulana, S.Farm juga membahas terkait apa saja tuntutan yang akan kita dapatkan sebagai seorang farmasis, karena kembali pada konteks yang sudah disampaikan di awal oleh apt. Lina Widyastuti, M.Sc bahwa sebagai seorang farmasis tentunya tanggung jawab yang kita pegang merupakan tanggung jawab yang berat, “ tentunya sebagai seorang farmasis yang juga merupakan tenaga teknis kesehatan, perlu memiliki komunikasi yang baik, kemudian kooperatif dalam tim yang baik pula”, sehingga menurut beliau kompetensi selain pada bidang keilmuwan juga perlu dibentuk dan dilatih, dan itu tentunya kembali kepada kesadaran masing-masing individu. Beliau juga menuturkan bahwa sebagai seorang farmasis yang mempunyai tanggung jawab yang besar juga perlu adanya perkembangan setiap waktunya, karena dengan berkembang baik secara keilmuwan dan kompetensi lain yang bisa diterapkan pada aplikasi real nya di dunia nyata, membuat kita semakin tidak tertinggal dengan individu ataupun instansi lain, “Intinya sebagai seorang apoteker kita tidak boleh selalu berada zona nyaman, dan stak pada satu lingkup saja, perlu juga kita menguasai lingkup yang lain yang berkenaan dengan kefarmasian sehingga setidaknya kita tidak semakin tertinggal di belakang” ujarnya.
Selain itu, dari narasumber Intan Istiqomah, S.Farm menekankan kepada mahasiswa S1 Farmasi mengenai persiapan yang dipersiapkan adalah lebih sering mengerjakan latihan soal yang berbasis soal UKAI dan lebih banyak membaca kompendia karena syarat untuk bisa lulus profesi adalah berhasil atau lulus ujian profesi/ kompetensi baik UKAI ataupun OSCE, “mulai belajar soal yang memungkinkan keluar, kemudian pelajaran yang pernah dipelajari perlu diulang, karena apa yang akan diujiankan adalah dari materi yang pernah kita pelajari” , tegasnya.
Maka intisari dari POSITIF kali ini yang menjadi dasar untuk bisa menjadi lulusan apoteker yang baik dan berkompeten adalah bagaimana persiapan dan keseriusan kita untuk terus belajar dan berkembang sebagai seorang Farmasis. “Dan jangan lupakan Allah dalam setiap hal, dan selalu ingat dengan sekitar kita, karena tanpa mereka kita tidak akan bisa berada pada tahap ini, karena merekalah yang selalu ada saat kita sedang jatuh dan dengan doa mereka setiap langkah kita terasa lebih mudah”, tambah apt. Lina Widyastuti, M.Sc Sebagai closing statement. (Habib Basyanur Murdi, NA)