PROMOSI KESEHATAN SEBAGAI UPAYA PENDEKATAN MAHASISWA S1 FARMASI UAD DENGAN MASYARAKAT
Jumat, 14 Juni 2024 – Dalam rangka membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, mahasiswa farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan sosialisasi mengenai cara penggunaan antibiotik dengan bijak. Sosialisasi tersebut dilakukan dalam bentuk promosi kesehatan yang melibatkan ibu-ibu PKK Aisyah RT09/RW02 Glagahsari. Promosi kesehatan (Promkes) merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait masalah kesehatan sehingga masyarakat terbantu dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri dan orang disekitarnya.
Promkes dilakukan oleh mahasiswa farmasi UAD sejumlah 6 orang yang beranggotakan Apliana Reza Sungkowarini, Rizki Anisa Awalin Hasibuan, Tsabitta Nabila Zulfaa, Tarisha Elmaningtyas Zahro, Khairun Nisa’, dan Amanda Khairunnisya. Kegiatan tersebut juga didampingi oleh apt. Lolita, M.Sc., Ph.D. sebagai dosen pendamping dari Progam Studi Farmasi. Kegiatan dilakukan pada hari Jumat, 14 Juni 2024, yang bertempat di TPA Tarbiyatul Atfal dengan tema “Edukasi Penggunaan Antibiotik Yang Benar dan Pencegahan Resistensi Antibiotik”.
Promkes diawali dengan pretest untuk mengukur pengetahuan awal terhadap antibiotik. Kemudian dilanjutkan pemaparan materi mengenai edukasi penggunaan antibiotik yang benar dan pencegahan resistensi yang dilakukan oleh perwakilan mahasiswa yakni, Rizki dan Tarisha. Mereka menyampaikan “Penggunaan antibiotik harus dilakukan secara rasional untuk menghindari adanya resistensi antibiotik. Penggunaan secara rasional yaitu dengan menerapkan 7T; yaitu tepat diagnosa, tepat indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat pasien, dan tepat informasi”.
Lebih lanjut, ibu apt. Lolita, M.Sc., Ph.D. menambahkan “penanganan efek samping yang kemungkinan ditimbulkan akibat penggunaan antibiotik dapat dicegah dengan pemberian obat lain sebagai pendukung dan pencegah efek samping tersebut serta alergi antibiotik dapat dicegah dengan melakukan skin test sebelumnya”. Sosialisasi diakhiri dengan mengisi post-test dilanjut sesi diskusi. Hasil promosi kesehatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terbukti dari hasil peningkatan skor pengetahuan sebelum dan sesudah promosi kesehatan dari 90 point menjadi 96 point.