Kajian Rutin Fakutas Farmasi “Mengenal Jejak Murid KH Ahmad Dahlan : Kiprah dalam Spirit Al-Ma’un”
(5 Februari 2025) Kajian Rabuan Fakultas Farmasi UAD kali ini mengangkat tema “Keteladanan Tokoh Muhammadiyah*”* dengan pemateri Ustadz H. Budi Setiawan, S.T. (Ketua MDMC). Dalam kajian ini, dibahas tentang jejak murid-murid dari Bani Hasyim yang menjadi bagian penting dalam dakwah dan pergerakan sosial Muhammadiyah. Mereka tidak hanya memahami ajaran Islam secara mendalam, tetapi juga menerapkannya dalam berbagai bidang untuk kemaslahatan umat. Salah satu nilai yang menjadi pijakan utama adalah spirit Al-Ma’un yang menginspirasi gerakan filantropi dan pendidikan.
Haji Muhammad Sudja (Kyai Soedjaj): Perintis PKO dan Pengembangan Pelayanan Haji
Haji Muhammad Sudja (1885 – 5 Agustus 1962), juga dikenal sebagai Kyai Soedjaj, adalah putra dari Raden Lurah Hasyim dan merupakan salah satu murid pertama K.H. Ahmad Dahlan. Ia menjadi ketua pertama Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) Muhammadiyah pada tahun 1920. Di bawah kepemimpinannya, PKO berkembang menjadi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah yang kita kenal saat ini. Selain itu, ia juga merintis Bagian Penolong Haji dan terlibat dalam pembentukan Persatuan Jamaah Haji Indonesia (PDHI). Pemikirannya yang visioner melampaui zamannya, sehingga mendorong pendirian rumah sakit bagi masyarakat yang membutuhkan. Sejarah mencatat bahwa di bawah kepemimpinannya, PKO berkembang pesat dan menjadi inspirasi bagi pendirian layanan kesehatan Muhammadiyah lainnya di berbagai daerah. Haji Sudja wafat di Kauman pada tanggal 5 Agustus 1962, meninggalkan warisan besar dalam bidang pelayanan kesehatan dan haji di Muhammadiyah.
K.H. Fakhruddin (Jazuli): Pelopor Percetakan Muhammadiyah dan Dakwah Islam
K.H. Fakhruddin, yang juga dikenal sebagai Jazuli, adalah salah satu tokoh penting dalam Muhammadiyah. Ia menjadi penggerak pertama dalam pendirian percetakan Muhammadiyah, sebuah langkah strategis dalam penyebaran dakwah dan pemikiran Islam. Melalui percetakan ini, ia mampu menggerakkan massa dengan literasi Islam yang lebih luas dan sistematis. Percetakan ini menjadi cikal bakal dalam produksi berbagai literatur dakwah Muhammadiyah, yang turut memperkuat basis intelektual dalam pergerakan Islam modern di Indonesia. Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang mubaligh yang aktif menyebarkan ajaran Islam serta terlibat dalam pengembangan pendidikan di lingkungan Muhammadiyah.
Siti Bariyah
Siti Bariyah menjadi ketua pertama Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah. Kemampuannya berbahasa Melayu dan Belanda membuatnya sering diundang dalam pengajian pemerintah. Ahmad Dahlan bahkan mengajaknya serta Siti Wasilah untuk tilawah dalam pengajian tersenbut. Selain itu, Siti Bariyah dikenal sebagai penulis tafsir yang menjadi bekal awal bagi majalah Suara Aisyiyah. Sejarah mencatat bahwa majalah ini kemudian berkembang menjadi media penting dalam menyebarluaskan gagasan-gagasan progresif tentang peran perempuan dalam Islam. Ia juga berperan aktif dalam pengembangan pendidikan dan pemberdayaan perempuan melalui berbagai kegiatan sosial.
Siti Moendjijah
Siti Moendjijah turut aktif dalam gerakan perempuan dengan berpartisipasi dalam Kongres Perempuan Indonesia pertama. Ia fokus pada kajian dan pemberdayaan perempuan, memperjuangkan hak-hak mereka dalam lingkup pendidikan dan sosial. Perjuangannya di bidang ini membawa dampak besar, terutama dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan dan peran mereka dalam pembangunan bangsa. Selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam pemberdayaan perempuan dan anak-anak melalui pendidikan dan layanan sosial.
Kiprah para murid Bani Hasyim ini membuktikan bahwa semangat Al-Ma’un tidak hanya sebatas teori, tetapi juga diwujudkan dalam aksi nyata. Melalui berbagai bidang seperti kesehatan, literasi, dan pemberdayaan perempuan, mereka telah meletakkan dasar kuat bagi gerakan Muhammadiyah yang terus berkembang hingga kini. Sejarah yang mereka ukir menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk terus berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.